Hubungan perawat pasien adalah hal penting dalam pelayanan keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang pengertian komunikasi terapeutik, hubungan profesional antara perawat dan pasien, sehingga perawat mampu mempertanggungjawabkan hubungan terepeutik dengan pasien. Dimana perawat adalah orang yang paling dekat dan seharusnya memahami masalah pasien secara komprehensif sehingga pelayanan kesehatan akan dilakukan secara menyeluruh.
Tujuan instruksional umum (standar kompetensi)
- Perawat mampu melakukan teknik komunikasi terapeutik dengan pasien/klien.
- Mengetahui sifat hubungan perawat pasien.
- Mengidentifikasi definisi komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien.
- Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi komunikasi.
- Menggunakan teknik-teknik komunikasi dengan klien.
- Menganalisa kemampuan komunikasi yang dipunyai oleh perawat.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi pelayanan keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting telah mengamalkan ilmunya untuk sesama manusia.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi terapeutik, karakteristik, fase dan dimensi “helping relationship”, termasuk “therapeutic use of self” untuk praktek keperawatan, serta sikap dan teknik komunikasi terapeutik.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK SABAGAI TANGGUNG JAWAB MORAL PERAWAT
Perawat harus memiliki tanggung jawab yang tinggi yang didasari atas sikap peduli dan kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Abdalati (1983), Bucauli (1978) dan Amsari(1995) menambahkan bahwa sebagai orang yang beragama, perawat tidak dapat bersikap tidak peduli. Individu yang tidak peduli terhadap orang lain adalah seorang pendosa yang mementingkan dirinya sendiri.
Selanjutnya Pasquali&Arnold (1989) dan Watson (1979) menyatakan bahwa “human care” terdiri dari upaya yang melindungi, meningkatkan dan menjaga/mangabadikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain dalam mencari arti dalam sakit, penderitaan dan keberadaannya : membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri,…. Sesungguhnyalah setiap orang diajarkan oleh Allah untuk menolong sesama yang memerlukan bantuan. Perilaku menolong sesama itu perlu dilatih dan dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi bagian dari kepribadian.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK “ HELPING RELATIONSHIPS “
Seorang perawat profesional selalu mengupayakan untuk berprilaku terapeutik, yang berarti bahwa tiap interaksi yang dilakukan menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien yang menurut Stuart dan Sundeen (1995) dan Limberg, Huter & Kruszweski (1983) meliputi
- realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri;
- indentitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi;
- kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dan mencintai;
- peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
- Kesadaran diri terhadap yang dianutnya.
- Kemampuan untuk menganalisa perasaan sendiri.
- Kemampuan menjadi contoh peran.
- Altruistik.
- Rasa tanggung jawab etik dan moral.
- Tanggung jawab.
Dengan karakteristik tersebut, diharapkan perawat akan mampu menggunakan dirinya sendiri secara terapeutik (therapeutic use of self). Selanjutnya upaya perawat untuk meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang dinamika komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan dan kekurangan diri, dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain sangat diperlukan dalam “therapeutic use of self”. Menggunakan diri secara terapeutik memerlukan integrasi dari ketiga kemampuan tersebut (Achir Yani, 1995).
JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang pernah terjadi antara sedikitnya dua orang atau lebih dalam kelompok kecil, terutama dalam bentuk tatap muka dan paling sering digunakan dalam pelayanan keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagi ide, pengambilan keputusan dan pertumbuhan personal.Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non verbal.
KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan objek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
Komunikasi verbal yang efektif harus :
- jelas dan ringkas.
- perbendaharaan kata.
- arti denotatif dan konotatif.
- selaan dan kecepatan bicara.
- waktu dan relevansi.
- humor.
KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling tepat dan menyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, kareana isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mempersepsikan pesan non verbal akan lebih mampu memahami klien, mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Komunikasi non verbal teramati pada :
- metakomunikasi.
- penampilan personal.
- intonasi (nada suara).
- ekspresi wajah.
- sikap tubuh dan ekspresi wajah.
- sentuhan.
FASE-FASE “HELPING RELATIONSHIPS”
Stuart dan Sundeen (1995) mengenalkan empat fase “helping relationships” yang berkembang secara berurutan dan tiap fase mempunyai tugas yang berbeda. Fase hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
- Fase prainteraksi.
- Fase orientasi dan perkenalan.
- Fase kerja.
- Terminasi.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan teknik komunikasi yang berbeda pula. Teknik komunikasi berikut ini, terutama menggunakan referensi dari Shives (1994), Stuart dan Sundeen (1995), Wilson dan Kneisl (1992), yaitu
- mendengarkan dengan penuh perhatian
- pandang klien ketika sedang berbicara,
- pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan,
- sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan,
- hindarkan gerakan yang tidak perlu,
- anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik,
- condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
- menunjukkan penerimaan
- Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
- Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
- Memastikan bahwa isyarat non verbal cocol dengan komunikasi verbal.
- Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba untuk mengubah pikiran klien.
- Perawat dapat menganggukkan kepalanya atau berkata “ya”, “saya mengikuti apa yang Anda ucapkan “ (Cook, 1997).
- menanyakan pertanyaan yang berkaitan
- mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Contoh : K : “Saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga.”
P : “Saudara mengalami kesulitan untuk tidur…….”
- mengklarifikasi
Contoh : – “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang Anda katakan “
- “Apa yang Anda katakan tadi adalah……………”
- memfokuskan
Contoh: “Hal ini tampaknya penting, mari kita bicarakan lebih dalam lagi.”
- menyatakan hasil observasi
Contoh : – “Anda tampak tegang “
- “Apakah Anda merasa tidak tenang apabila Anda……………”
- menawarkan informasi
- diam
- meringkas
Contoh : – “Selama beberapa jam, Anda dan saya telah membicarakan….”
- memberikan penghargaan
Peplau mengatakan: “Apabila klien mencapai sesuatu yang nyata, maka perawat dapat mengatakan yang demikian”.
Contoh : – “Selamat pagi Ibu Sri”, atau “Assalamualaikum”
- “Saya perhatikan Ibu sudah menyisir rambut Ibu”
Dalam ajaran islam, memberi salam dan penghargaan menggambarkan akhlak terpuji, karena berarti mendoakan orang lain memperoleh rahmat dari Allah SWT. Salam menunjukkan betapa perawat peduli terhadap orang lain dengan bersikap ramah dan akrab
- menawarkan diri
Contoh : – “Saya akan duduk bersama sebantar.”
- “Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”
- memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Contoh : – “Adakah sesuatu yang ingin Anda bicarakan?”
- “Apa yang sedang Saudara pikirkan?”
- “Darimana Anda ingin memulai pembicaraan ini?”
- menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Contoh: – “………teruskan….?”
- “………dan kemudian…..?”
- “Ceritakan kepada saya tentang itu…”
- menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan
Contoh : – “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya?”
- “Kapan kejadian tersebut terjadi?”
- menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya
Contoh : – “Ceritakan kepada saya bagaimana perasaan Saudara ketika akan dioperasi”
- “Apa yang sedang terjadi?”
- refleksi
Contoh: K : “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter?”
P : “Apakah menurut Anda , Anda harus mengatakannya?”
K : “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahkan tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya”
P : “ Ini menyebabkan Anda marah”.
LATIHAN
- Program latihan empati di rumah, dengan komunikasi dengan orang yang paling dekat, refleksikan kemampuan perawat dalam melatih menggunakan teknik komunikasi klarifikasi, refleksi dan membagi persepsi.
- Perawat dibagi kelompok masing-masing 3 orang, satu sebagai perawat, satu sebagai pasien, satu sebagai observer.
- Dengan skenario, perawat di poliklinik, bagaimana perawat berkomunikasi dengan pasien.
- Tugas observer :
- menilai perawat, bagaimana dia mendengar,
- memfokuskan pertanyaan,
- mengklarifikasi,
- teknik komunikasi yang digunakan,
- memperhatikan bahasa non verbal pasien dan perawat,
- melaporkan hasil observasi pada kelompok lain,
- masukan dari kelompok.
- Kesimpulan tentang beberapa yang penting dilatih terus dan melakukan refleksi tentang perasaan dan pikiran perawat pada saat menghadapi pasien.
- Pada tahap apa Anda melakukan kontrak dengan pasien?
- pra interaksi
- interaksi
- terminasi
- kerja
- kontrak
- Pasien datang ke RSJ dengan halusinasi mendengar bahwa “ada sesorang yang mau membunuhnya”. Pengkajian yang harus di kembangkan berfokus pada
- apa yang terjadi di rumah
- riwayat hidup
- teman bergaul
- pekerjaan
- orang tuanya
- Mengenal pasien dengan mengumpulkan data apa adanya termasuk tahap apa dalam hubungan perawat pasien?
- pre interaksi
- interaksi
- kerja
- terminasi
- kontrak
- Dalam hubungan terapeutik, mengenal kesedihan karena perpisahan termasuk tahap
- pre interaksi
- interaksi
- kerja
- terminasi
- kontrak
- Dalam hubungan terapeutik, mengenal kelemahan dan kelebihan perawat sendiri termasuk tahap
- pre interaksi
- interaksi
- kerja
- terminasi
- kontrak
- Bila pasien tidak mau diajak berkomunikasi oleh seorang perawat, penyebabnya adalah
- belum kenal
- karena perawat
- belum berpengalaman
- tidak ada rasa percaya pasien
- pasien sedang mau sendiri
- Bila perawat mengatakan “Apa yang Ibu maksud dengan tidak betah di RS?” termasuk teknik komunikasi
- klarifikasi
- pertanyaan terbuka
- informasi
- humor
- membagi persepsi
- Kalau perawat menggunakan tehnik komunikasi klarifikasi dengan pertanyaan “bisa ibu ceritakan apa yang dimaksud ibu marah sama suami” tujuannya adalah:
- Supaya ibu cerita
- Agar dapat terjadi komunikasi yang baik
- Menolong ibu untuk merasakan perasaannya yang sebenarnya terhadap suaminya.
- Agar masalahnya dengan suami bisa diatasi dengan bain
- Agar ibu tersebut lega dan tidak marah lagi.
- Bagaimana cara meningkatkan kesadaran diri?
- membuka diri pada orang lain
- terbuka
- ramah
- percaya dengan orang lain
- baik dengan orang lain.
- Kesadaran diri yang tinggi menurut Johari Window, daerah yang harus diperluas dalam hati kita adalah
- publik
- semi publik
- rahasia
- buta
- semu
- Kalau seseorang dianggap judes, tetapi dia tidak merasa judes, orang tersebut tergolong pada daerah
- publik
- semi publik
- rahasia
- buta
- semu
- Pada saat Anda ditugasi mengelola satu kasus, kemudian anda merencanakan pertemuan pertama dengan pasien yang ternyata sudah sampai satu minggu dirawat, langkah pertama Anda adalah
- bertanya nama dan alamat serta diagnosa
- mencari informasi dari perawat ruangan
- mencari status pasien
- menyusun daftar pertanyaan
- langsung menemui pasien
- Ciri-ciri hubungan terapeutik adalah, kecuali
- memberi jaminan kembali
- tujuan spesifik
- batas waktu jelas
- berfokus pada klien
- ada kontrak atau perjanjian
- Elemen-elemen berikut ini harus dikerjakan perawat pada fase pertama hubungan terapeutik, kecuali
- perkenalan perawat-klien
- membuat tujuan yang akan dicapai
- menentukan lamanya waktu
- negosiasi waktu pertemuan
- negosiasi imbalan jasa yang diberikan
- Komunikasi dikatakan efektif bila
- penyampaian pesan berjalan sangat lancar
- penyampaian pesan dapat menjangkau banyak orang
- pesan disampaikan dengan bahasa sederhana
- pesan dapat menjadi milik penerima
- pesan disampaikan melaui media menarik
- “apa yang dimaksud dengan ibu bingung?, adalah contoh teknik komunikasi:
- Tehnik klarifikasi
- Tehnik membagi persepsi
- Tehnik diam
- Tehnik refleksi
- Tehnik focusing
- pada saat pasien memberikan kartu berobat kepada perawat, perawat bertanya” ibu mau dioperasi”? tehnik komunikasi apa yang digunakan perawat?
- Tehnik klarifikasi
- Tehnik membagi persepsi
- Tehnik diam
- Tehnik refleksi
- Tehnik focusing
- “ ibu kelihatan capai, apakah ada hubungannya tadi malam tidak bisa tidur ?, tehnik komunikasi apa yang digunakan perawat?
- Tehnik klarifikasi
- Tehnik membagi persepsi
- Tehnik diam
- Tehnik refleksi
- Tehnik focusing
- “ners saya mau pulang” , respon terbaik perawat adalah
- “bisa ibu ceritakan apa yang ibu rasakan”?
- “ ya bu nanti ibu pulang”
- “ingin cepat pulang bu”?
- “Ya bu harus mengurus administrasi dulu”
- “ boleh”
- Pasien dengan post amputasi kaki kiri karena kecelakaan lalu lintas, tidak mau memperlihatkan kakinya, dia mengatakan “kaki saya tidak apa-apa kok”. Pernyataan pasien tersebut menunjukan
- belum menerima keadaan post amputasi
- gangguan harga diri
- gangguan citra tubuh
- gangguan konsep diri
- gangguan sosial
1.b, 2. a. 3.a, 4. d, 5. a. 6. d, 7.a, 8.c, 9. a, 10.a, 11.b, 12.c, 13.a, 14.a, 15.d, 16.a, 17.b, 18. b, 19.a, 20. c.
RANGKUMAN
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kehampaan, tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Cook, j.S., dan Fontaine, K.L. (1987). Essentials of Mental Health Nursing. California :addition-Wesley Publishing Company.
Kozier, B., dan Erb., G. (1992) Fundamental of Nursing : Concepts and Procedure. (2 nd ed). California : Addition Wesley Publishing Company
Lindberg., J.B. Hunter, M.L., dan Kruszewki, A.Z. (1983). Introduction to Person-Centered Nursing. Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
Potter, P.A., dan perry, A.G., (1989). Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice. (2 nd ed). St Louis : The Mosby Company.
Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (3 rd ed). St. Louis : Mosby Year Book